Just be Friends,
No More
Oleh Citra
Ayuning P.
Kerangka
:
❀
Tema : Cinta dua
Hati
❀
Alur : Maju
❀ Sudut pandang : Orang pertama pelaku utama
❀
Watak : 1.
Chaca : baik, pintar, cantik, cerewet, perhatian.
2.
Leo : keras kepala, baik, suka marah ga
jelas.
3.
Bams : baik, pinter, dewasa, perhatian.
❀
Klimaks : Chaca
yang terjebak dalam cinta dua hati itu bingung harus bagaimana. Di satu sisi
dia mencintai pacarnya, Leo. Disisi lain, dia juga tidak mau kehilangan Bams
kakak kelasnya yang ia sayang.
❀
Antiklimaks :
Chaca memutuskan untuk tidak memilih salah satu diantara mereka berdua. Chaca
lebih memilih mereka semua bersahabat agar tidak ada salah satu hati yang
tersakiti.
Cinta, datang
kapan saja tak mengenal waktu dan keadaan, datang kepada siapa saja tak
memandang usia dan tak peduli dengan cinta yang lain. Bagaimana dengan cinta
dua hati ? mungkin sebagian orang pernah mengalaminya, termasuk juga aku dan
dia. Dia yang datang dengan tiba-tiba dan pada waktu yang menurutku kurang
tepat. Kenapa? Karena aku sudah lebih dulu menemukan cinta yang lain.
LD, atau
disebut juga pacaran jarak jauh. Itulah sebabnya aku terjerat ke dalam cinta
yang baru. Bam, kakak kelas yang berhasil mencuri perhatianku dan membuatku
dilema dalam hubungan ini. Leo, pacarku yang jauh di sana. Aku percaya
dengannya kalau dia bisa menjaga cinta kami. Dan dia pun percaya kalau aku bisa
menjaga kepercayaannya.
Sampai saat
ini Leo belum tau kalau ada cinta lain yang hinggap di dalam hatiku
selain dirinya.
‘’Kakak ‘’ begitu aku memanggil Bams.
‘’Ya’’
jawabnya singkat.
‘’Maaf,
aku belum bisa mengambil keputusan.’’ Ucapku dengan hati-hati.
‘’Aku
ngerti kok, cinta kamu pasti lebih besar buat dia’’.
‘’Jujur,
aku emang cinta dia tapi, di sisi lain aku juga gak mau kehilangan kakak’‘ aku
hanya menunduk setelah mengucapkan kata itu. Tanpa terasa air mata mulai jatuh membasahi pipi. Kenapa? Entahlah aku tak
mengerti.
Hening
. tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami. ‘’aku pergi dulu’’
akhirnya kutinggalkan kakak itu sendirian di tepi danau, tempat di mana kami
sering bertemu untuk berbagi cerita .
Kududuk di samping jendela kamarku
yang sunyi sepi . kutatap bintang-bintang dan terangnya cahaya bulan purnama.
Indah. Seindah cinta. Pikiranku kembali ke masalah itu. Kalau saja aku bisa,
aku ingin sekali memiliki mereka berdua. Ha ha hay, konyol!!! Lamunanku
tersadar saat kudengar bunyi dari handphone ku. Leo. Kugeser tombol hijau untuk
menjawabnya.
“Halo”
ucapnya diseberang sana
“ya”
jawabku singkat
“to
the point aja, aku mau kamu jujur sama aku”
“tentang? Masalah apa memang?” tanyaku bingung
“hati
kamu masih buat aku kan?”
Ya
Allah, aku harus jawap apa? Aku bingung? Batinku.
“chaca~” panggilnya.
“hah? Eh, iya. Ehm, leo maaf. Kalau misalnya ada cinta
yang lain dihati aku selain kamu gimana ?’’
‘’maksudnya ?’’
tanya leo tak mengerti. Ku ceritakan semuanya yang kurasakan saat itu juga.
“maafin
aku, aku bingung harus gimana lagi. Aku terima kalau misalnya kamu benci sama
aku”. Dia tak menjawab, malah memutuskan sambungan teleponnya. Pasti dia marah
atau mungkin merasa tersakiti dan menangis, pikirku.
Sekali
lagi maafkanlah, karena aku cinta kau dan dia. Maafkanlah aku tak bisa
tinggalkan dirinya.
Hari-hari kulalui seperti biasa. Dan satu lagi, aku tak memilih satu
diantara Leo maupun Bams. Kenapa ? aku sadar jika kupilih
salah satu diantara mereka, pasti akan ada hati yang tersakiti. Kuputuskan
untuk bersahabat saja dengan mereka berdua. Aku pikir kalau kami bersahabat,
tentu akan lebih baik daripada kami berpacaran. Toh, kalau berpacaran belum tentu
selamanya akan bersama. Tapi, dengan bersahabat kemungkinan untuk bersama
selamanya lebih besar, karena kita hanya bersahabat.
Just
be Friends, no more.
0 komentar:
Posting Komentar